Saltdough for Learning Letter

Masih bermain dan belajar dengan saltdough ya. Banyak deh manfaatnya benda satu ini. Kali ini kolaborasi dengan rainbow straw aka sedotan warna-warni. Azka belum pernah saya ajarin alfabet. nah kalo belajar alfabetnya dengan bermain gini nggak akan memberatkan anak.

Belajar mengenal huruf “A”. Saya tulis nama Azka di kertas sambil dieja ada huruf apa saja. Saya mengajak azka belajar menulis huruf “A” dengan dua media diatas, saltdough dan rainbow straw.

Bahan:

– saltdough

– sedotan warna-warni

Cara bermainnya:
– gilas playdough melebar, buat guratan di saltdough huruf “A”
(ini 1st time azka belajar huruf, jadi sama sekali dia belum tau huruf itu apa, hehe)
– beri contoh dan instruksi ke anak untuk menancapkan sedotan yg sudah digunting mengikuti alur hurufnya.
– saat ambil sedotan warna sambil ditanya, ini sedotannya warna apa, untuk menajamkan memori anak tentang warna
– menancapkan sedotan ke huruf pada playdough juga melatih sensorik motorik nya, menancapkan sedotan sesuai dengan guratan yang dibuat untuk membentuk huruf A

IMG_5305

Azka is prewritting A letter..

Pada permainan ini, awalnya azka mengikuti alur sesuai instruksi, hanya beberapa sedotan sesuai dengan alurnya. tapi lama2 dia ga mau, menancapkan sedotan di luar alur hurufnya, tapi pada akhirnya terbentuk juga huruf “A” nya.
Azka said, ” ini lho huruf A, ma, yang booo…” (“booo” adalah sebutan azka menyebut kata “besar” ).

IMG_5306

jadi ga beraturan… :p

 

IMG_5299

Huruf A nya sudah jadi… ^^


sebelum menyelesaikan tugasnya, dia bermain2 n punya kreasi sendiri. saltdough dimasukkan ke dalam sedotan,  dipotong2 lalu digiling pake tangan sambil bilang,” mama mau beli apa? ini pedoh nya macukkan ini, ini mamamnya buat mama…” 😀

Memasukkan saltdough dalam sedotan ini bisa mengasah motorik halus anak. agak tricky ya apalagi buat anak-anak. Disamping itu Azka mau bersabar dan fokus agar saltdough yang sudah dia giling sampai kecil bisa masuk dalam sedotan, dan dia berhasil juga… ^_^ Good Job boy… :*

IMG_5303

serius banget yaa… :*

 

IMG_5298

Hasil akhirnya… ^_^

 

Quiet Time with Saltdough

Sebagai ibu muda modern gini, cieeeh… modern, iya donkk… :D, berselancar di internet itu yang dicari ya seputar dunia anak-anak dan parenting, orang tua kan memang harus continues learning yaa, dimana aja, kapan aja dan dengan siapa saja. Suka nya cari kegiatan sama Azka itu di web ini http://kidsactivitiesblog.com/ dan disini http://www.redtedart.com/ , dan juga ada beberapa akun Instagram yang suka saya stalking buat cari inspirasi. Banyak ide kegiatan dan permainan untuk menstimulus anak-anak, belajar yang menyenangkan, bermain yang mengandung ilmu.

Azka memang terkenal gak bisa diam, ada aja aktivitasnya. Biasa lah ya anak usia 2 tahun itu masa anak-anak yang rasa ingin tahu nya tinggi, lari-lari, manjat-manjat kursi trus turun naik lagi, main sepeda, jadi barang apa aja di sekitarnya, termasuk orang lewat, kucing lari juga ditanyain, “membantu” di dapur pun dijabanin.

Nah supaya “super aktif’ nya bisa istirahat sejenak, diajak main yang melatih tangan, mata, dan konsentrasi aja, heuheuheu… Bikin saltdough alias playdoh suka dimainin anak-anak. Bikin sendiri tentu lebih menyenangkan, lebih aman dan terkontrol bahan-bahannya. Yuuukk have fun with made saltdough… ^_^

Bahan:

– 1 cup terigu

– 1 cup garam

– air hangat secukupnya

– minyak secukupnya

– pewarna makanan

How to:

– campur terigu dan garam, aduk hingga tercampur rata.

– camur minyak, air dan pewarna makanan yang dibagi menjadi 4 wadah sesuai dengan banyaknya warna. karena di TBK nya cuma ada 4 warna, jadi bikin 4 warna aja. warna merah, kuning telur jadinya orange, hijau, dan ungu.

IMG_5262

minyak, air dan pewarna makanan yang sudah dicampur

– bagi campuran tepung ke dalam 4 wadah, aduk rata dan uleni hingga kalis. tambah sedikit tepung jika dirasa masih lengket.

IMG_5263

ini azka ikut ngadon, btw, kenapa gambarnya jadi kebalik gini yaa, padahal udah dirotate… –“

IMG_5268

– kalo udah kalis siap digunakan, dibentuk jadi apa aja sesuai imajinasi anak.

kalo azka seperti biasa, Car Lover, jadi ya bikin mobil-mobilan, bikin parkirannya, bikin ayam, trus ayam nya katanya mau digoreng, dijual trus dimakan mama, hahaha… ^_^

IMG_5275

ini yang bikin mobil-mobilan mamanya, jangan diketawain ya, bentuknya ga karuan. yang penting azka seneng… :p

 

IMG_5281

“ini ma maemnya udah jadi, ayoo inii dimakan…”, Azkafaiz said.

Membuat saltdough ini banyak manfaatnya. pertama, melatih anak mengenal warna. kedua, melatih sensorik anak, melatih kemampuan tangan dan jemari dalam menggengam, yaitu memegang sendok lalu mengaduk adonan tepung, membuat bentuk saltdough yang sudah jadi, meremas adonan saat menguleni, ketiga melatih konsentrasi dan fokusnya anak. Konsentrasi dan fokus saat mengulen adonan, membuat bentuk-bentuk seperti mobil.

Kenapa Quiet time? karena dengan adanya saltdough ini, Azka jadi betah duduk manis bermain dengan imajinasi dan mengasah kreatifitasnya. Azka betah berlama-lama larut dalam aktivitas ini, sampai diajakin bobo malam pun ogah, mau main ‘tehedoh’ (baca: pledoh) dulu katanya… 😀

Selamat bermain… ^_^

 

IMG_5276

mobil-mobilnya pada parkir… :p

 

 

Ice Painting with Popsicles

IMG_5086

 

Mungkin tidak semua anak tertarik melukis, tapi bagaimana jika kegiatan melukisnya berbeda? melukis dengan ice popsicles. Semua pasti suka. Apalagi activity ini dilakukan pada waktu siang hari yang sangat panas dan terik, aah… bikin adem dan si kecil gak akan rewel kepanasan, heuheuheu…

Ini activity Azka beberapa bulan yang lalu saat belum musim hujan gini, excited banget dia. mainnya pas siang-siang abis makan siang. bikinnya mudah sekali. Sudahlah, mari kita siapkan bahan-bahannya…

ini warna red favorit azka jadi sasaran utama yang dibuat melukis... ^^

ini warna red favorit azka jadi sasaran utama yang dibuat melukis… ^^

 

10646879_10202702836680726_8195515008252596970_n

bikinnya cuma 4 warna, merah, kuning, hijau dan ungu…

Bahan:

– Popsicle Mould

– Air

– Pewarna makanan

– kertas (bisa kertas apa aja yang ada di rumah, sebenernya lebih bagus kertas khusus untuk cat air)

How to:

masukkan air ke dalam setiap popsicle mould, beri setetes pewarna makanan, aduk pake pegangan sendok biar tercampur rata, bekukan dalam freezer. Ini saya bikinnya pagi, siang udah beku langsung dipake main. setelah beku, sudah siap digunakan. Let’s colour your imagination todz…!! ^_^

10276985_10202702845440945_3619722404500852014_n

Azka said, “yeyy… mama… Ataa tehutiii reddd (read: melukis)…” 😀

 

10418894_10202702856201214_3146994064597919484_n

10636068_10202702849601049_3618583783915896952_n

Activity ini bukan hanya just for fun saja. Banyak manfaatnya. Belajar mengenal warna-warna, dan Azka cukup surprise saat dua warna dicampur, lalu saya meminta menebak warna apa itu. Melatih sensori perabanya juga, Azka said, “apa ini ma?hingiiiinnn…” Azka memegang popsicle nya, meremas-remas dan hampir mau dijilat, katanya kayak eskrim ma, heuheuheu…

1514962_10202702853561148_6745226416133292985_n

terus melukisnya sambil ditanyain, sedang melukis apa dia, seketika itu juga imajinasinya akan menari, mulai dari mobil, kupu-kupu, asap, dan banyak lagi.

Lama-lama, es nya dipecahin sama azka, diketuk-ketuk dan bilang, “es nya ecahhh maa… ” 😀

kertas-kertas nya selanjutnya dijemur, dikumpulin dan dibuat koleksi lukisan azka. icepop yang masih ada, bisa digunakan lagi nanti, kembali bekukan dalam freezer.

10599418_10202702858921282_4077932256135796082_n

Bersabar, bersyukur saja, Bahagia kan Datang…

Sabtu minggu kemarin seperti biasa saya berdua Azka pulang ke rumah kami. Sudah dua minggu kami nggak pulang karena Jakarta memanggil kami untuk berlibur disana.

Pagar rumah dibuka, kamboja merahku sudah makin lebat, sebaliknya dengan si palem merah, tak kunjung memperlihatkan pertumbuhannya setahun ini. rumput sudah mulai menghijau lagi, hanya beberapa dedaunan yang terlihat kurus menguning. Masuk ke dalam rumah, rumah tampak lengang, tidak berantakan, tapi bau debu pun terasa, lantai pun terasa lengket saat menjejakkan kaki. Azka seketika berlarian ke dalam rumah, “wahhh… Asalamualaikum rumah Ataaa… kasian rumah Ataa sendiriannn…”.

IMG_7209

Baiti Jannati. Insya Allah…

Tempat pertama yang saya lihat setelah menaruh barang adalah kamar mandi. Aah… sudah kuduga. kecoak berpesta pora disana. ffiuhhh… kerja bakti di mulai. Rajutan benang laba-laba juga turut menghias langit-langit rumah. Melihat dapur, lalu kulkas, tempat cucian dan kamar alhamdulilah aman, tidak ada pakaian kotor yang tertinggal, hanya setrikaan yang sudah memenuhi keranjang. Kerja bakti pun dilakukan dengan bantuan Azka. Walaupun anak laki-laki ini masih berumur 30 bulan, tapi dia selalu turut serta membantu setiap apa yang saya lakukan, sambil sesekali berhenti meneruskan keasyikannya bermain.

Rutinitas ini tak terasa sudah setahun kami lewati. setengah tahun pertama masih kami lewati dengan senang hati dan bahagia bersama Papa Azka tercinta. setengah tahun kedua dengan memohon ridho Allah kami merelakan imam kami mencari nafkah ke Pulau Seberang. 1-2 bulan sekali kami baru bisa melepas rindu.

Rindu… sangat rindu dengan kebersamaan seperti dulu. saat saya hanya dirumah bersama Azka, lalu menanti “Malaikat Pelindung” kami datang setelah sehari penuh bercucur peluh dan beradu pikir mencari rizkiMu. Iya… saya sangat menikmati peran saya sebagai ibu rumah tangga, bekerja di rumah dan dengan tangan sendiri mendidik dan mengasuh Azka. it’s so priceless… Pencapaian terbesar dalam kehidupan saya.

Mungkin tiga tahun yang lalu, saya merasa sedih, saat Perusahaan tempat saya bekerja “melarang” kami melaksanakan sunnah Rasulullah menyempurnakan agama kami. Sedih karena saya merasa belum selesai membahagiakan kedua orang tua saya dan adik-adik. Akhirnya keputusan terbaik kami ambil. Wanita tidak wajib bekerja diluar, Allah yang akan mencukupkan rejeki keluarga kami melalu suami. Alhamdulilah Allah langsung memberikan kami cahaya kebahagiaan melalui kehamilan saya. Allah itu Maha Adil dan Maha Penyayang, amanah dari Allah adalah hal yang tak ternilai. Sabar dan syukur selalu kami panjatkan. Melalui kelahiran anak kami, menjadikanku lebih mengerti dan bersabar bahwa perjuangan hidup baru dimulai, yaitu menjadi seorang ibu.

Cepat atau lambat Allah akan memberikan rezeki dan berkah yang lebih besar dibalik kesedihan dan cobaan. Saya bisa merasakan kelahiran secara alami walaupun saat itu anak saya belum waktunya lahir, tapi Allah memudahkan semuanya. Memberikan hak ASI eksklusif kepada Azkafaiz, menikmati setiap momentnya, mengenal dan mendalami dunia anak-anak dan parenting, menikmati setiap perkembangan dan pertumbuhannya, celotehnya, tangisannya, pertama kali dia makan, betapa bahagianya melihat Azka sangat lahap saat merasakan makanan sehat buatan mamanya, hingga saya mengenal dan bertemu saudara-saudara muslimah baru melalui dunia maya yang saling menyemangati dan memberi inspirasi, membuat saya menemukan passion saya dalam food, children and photography. Betapa banyak sekali keindahan dan kebahagiaan yang Allah berikan kepada kami, hanya dengan bersabar lalu bersyukur.

Akhir tahun 2013, Allah kembali menguji kami. Perusahaan tempat saya bekerja dulu memanggil saya kembali untuk kembali bekerja disana. Aah… apalagi ini. Perusahaan yang gak konsisten pikir saya. Dapat dengan mudah saya menolak dan tidak menerima tawaran mereka bekerja kembali. Saya sudah merasa sangat bahagia dan nayaman dengan kehidupan saya sekarang. Namun ternyata tidak semudah itu. Orang tua dan keluarga tahu tentang itu semua. dan seperti yang sudah kami kira, mereka menginginkan saya kembali menerima tawaran itu. Masih teringat cita-cita membahagiakan orang tua yang belum selesai. suami juga memberi izin. Tapi rasanya masih setengah hati kalo harus menerimanya, ada amanah Allah yang tak bisa saya tinggal. Betapa seperti buah simalakama. Akhirnya dengan memohon ridho Allah, mempertimbangkan manfaat dan mudharatnya, kami berdua memutuskan untuk saya bekerja kembali, bersama-sama menanggung resiko yang mungkin nanti kami jumpai didepan, dan dengan catatan apabila ditengah perjalanan, saya merasa lelah bekerja, merasa begitu memberatkan, suami mengijinkan saya berhenti bekerja kembali.

Setiap hari, kita akan selalu mengambil keputusan dan pilihan dalam hidup, bahkan tidak memilihpun adalah pilihan kita juga. dan pada setiap pilihan itu pasti ada resiko nya. Jadi, semua pilihan itu tidak ada yang tidak baik, tinggal bagaimana kita menjalaninya lalu sanggupkah kita berdamai dengan resikonya.

Saya berani mengambil resiko bekerja kembali, resikonya saya tidak akan full time bersama anak saya, tapi Allah memberi jalan, setiap istirahat saya masih bisa pulang ke rumah orang tua, pekerjaan juga tidak terlalu berat sehingga saya bisa pulang tepat.

resikonya saya hanya setiap jumat, sabtu dan minggu bisa pulang ke rumah kami di Krian, karena tempat saya bekerja kembali sama dengan tempat saya bekerja dulu, di Mojokerto, resikonya saya dan Azka tidak bisa bertemu Papa azka setiap hari karena suami bekerja di Surabaya. Tapi, ternyata kami bisa, kami bisa melewati resiko itu semua, kami tetap mempunyai waktu bersama yang berkualitas walaupun berkurang dari segi kuantitas. Bersabar dan bersyukurlah, maka kebahagiaan akan mengiringi kita.

Pertengahan tahun 2014, kami diuji kembali. Ujian dari Allah datang berupa SK Tugas Karya suami dari Perusahaan. Suami yang dinas di Surabaya dipindahkan ke Jakarta lalu ke Pembangkit baru di Pangkalan Susu, Medan. Seketika itu juga pikiran saya teringat dengan kisah teman-teman di Lampung, NTT, Padang dan di tempat lain yang Para Suaminya juga dipindahtugaskan oleh Perusahaan kami dengan penempatan yang sangat jauh dengan tempat kami para Istri bekerja. Apa maksud semua ini? dimanakah hati nurani mereka? Apakah mereka tidak memiliki keluarga? Apakah mereka merasa nyaman saat jauh dari keluarganya? Apakah mereka sakit hati? banyak sekali pertanyaan-pertanyaan dan ungkapan kekecewaan dan kemarahan dalam hati dan pikiran saya. Kembali dengan memohon ridho Allah, kami berusaha menjalani perjalanan hidup kami ini dengan sabar dan kuat. Kami percaya Allah Maha Adil, Allah Maha Pengasih dan Penyayang, Allah Maha Tahu, dan Allah yang memiliki segala apa yang ada di dunia fana ini. Hanya berpasrah kepada Allah, kemudian berjuang untuk ikhlas yang dapat kami lakukan. satu bulan atau dua bulan sekali suami baru bisa pulang, dengan tetap menjaga kualitas komunikasi. Selalu meyakinkan Azka bahwa badai pasti berlalu dan kelak kita akan kembali berkumpul bersama-sama.

“Puncak kangen paling dahsyat saat dua orang tidak saling telpon, sms, bbm tetapi keduanya diam-diam saling mendoakan.”

Quote favorit dari Sudjiwo Tedjo yang secara implisit kami rasakan. kuantitas komunikasi kami memang tidak sering, tidak setiap hari dan tidak jarang. Hanya sesekali kami saling menelpon dan bercengkrama melalui chatting. Melalui doa dan bermunajat kepada Allah kami merasakan betapa besar kasih sayang Allah kepada kami, rindu seperti tertambat.

Tak terasa sudah satu tahun kami melakukan perjalanan takdir yang hebat dari Allah. Banyak ujian lebih berat yang sudah berhasil kami lewati. Semoga kami juga bisa melewati kerikil-kerikil kecil ini. Saya yakin dan percaya, Allah menyayangi setiap hambanya dengan cara yang tidak pernah disangka-sangka, Allah memberi kebahagiaan pada waktu dan tempat yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya, karena sesuatu yang buruk menurut kita, justru itu yang baik dimata Allah dan diperlihatkan pada kita dengan cara yang lain. Cukup bersabar lalu bersyukur, maka kebahagiaan akan datang kepada kita…

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)