Kami memilih, mengakhirinya dengan Cinta…

29 April 2015. Pagi ini saya melihat tubuhnya yang semakin besar, terlelap dalam mimpinya, yang sudah tak ku jumpai lagi terbangun-bangun di tengah lelapnya, sambil merengek meminta “pengantar tidur”. Ku bisikkan lembut kalimat salam di telinga mungilnya, sambil mengelus punggungnya. Bergerak, lalu memeluk dan senyuman tersungging di mulut kecilnya. Ku pegang dahi dan lehernya sudah tidak panas lagi, Alhamdulilah… Sekalipun dia dalam keadaan tidak enak badan, dia tetap memegang janjinya, untuk sudah mengakhiri masa menyusu nya. Karena anak laki-laki ini sudah menemukan kenyamanan yang lain saat tidur, berada dalam pelukan mama nya sambil memegang rambut mamanya…  Yaapp… kebiasaan barunya itu pegang sambil mainan rambut mamanya ini, dan selalu dia minta bobok di pojokan tempat tidur, nggak mau bobok di tengah diantara mama papanya, lalu minta dipeluk dan dielus-elus lalu dibacain doa-doa.

Perjalanan yang amat panjang, penuh perjuangan dalam memberikan hak ASI untuk Azkafaiz. Bersama suami sudah berkomitmen semenjak sebelum dia lahir untuk memberikan ASI Eksklusif dan hingga 2 tahun. Alhamdulilah Allah memudahkannya. Perjuangan yang cukup berat dan penuh air mata di awal kelahirannya. Memang saya tidak merasakan menjadi seorang mama perah, tetapi diawal kelahiran saya harus berjuang mengumpulkan ASIp karena selama hampir sebulan malaikat kecil itu belum maksimal menyusu langsung. Alhamdulilah, syukur tiada hentinya Allah memberi kesempatan menyusui Azka hingga usia 2 tahun.

9 Juni 2014. Umurnya sudah 2 tahun, masih santai dan menikmati masa menyusui. Suami mengingatkan kapan mau menyapih Azka? Astaghfirullah… ternyata saya punya PR besar… Sejak itu saya n suami mulai berkomitmen melakukan Weaning with Love (Menyapih dengan Cinta) untuk Azka. Mulai dari sounding sebelum tidur, atau saat lagi santai bermain. Memang belum intens sih, hanya sering saya sibukkan dengan kegiatan bermain n belajar supaya dia lupa dengan “gentongnya” :D. Untuk tidur siang, mission complete. Dia sudah tidak minta “nenen” lagi, hanya minta baca buku, cerita-cerita, dan baca doa sebelum tidur, sambil dielus-elus punggungnya, tertidurlah dia. Bepergian pun begitu, biasanya kalo di mobil ngantuk, pasti minta nenen, alhamdulilah cukup dipeluk sudah terlelap.

Menginjak usianya yang hampir 2,5 tahun, misi dan PR besar ini belum kunjung rampung. Misi mengakhiri aktivitas menyusu saat tidur malam. Membaca postingan beberapa teman yang sudah lulus wwl anak-anaknya diumur 2 tahun membuat saya makin harus menyelesaikan misi ini, diingatkan juga saat membaca Al Quran, bahwa sudah saatnya Azka mengakhiri masa menyusuinya ini. Sempat sekali saya coba tidur malam tanpa saya kasih nenen, Azka nangis kejer nggak berhenti, apalagi sedang berjauhan dengan suami, rasanya saya masih belum ikhlas dan Azka belum siap. Target menyelesaikan sampai usia 2,5 tahunnya belum berhasil.

Lebih intens lagi tiap hari sounding ke Azka. Meyakinkan dia bahwa sudah waktunya dia berhenti menyusu, “Allah bilang di Al Quran kalo menyusu mama hanya sampai usia 2 tahun, Allah sudah sangat sayang dan mencintai Azka dengan memberi lebih 8 bulan (saat itu usianya sudah 2 tahun 8 bulan, jadi sekitar 2 bulan yang lalu ya). Setelah berhenti nenen Allah tidak akan membiarkan Azka sendiri, Allah akan selalu menjaga Azka. Berhenti nenen bukan berarti mama tidak sayang Azka, mama sangat menyayangi Azka, tapi sayangnya dengan cara yang lain, dengan cara memeluk Azka, mencium Azka, bermain sama Azka. Azka makannya sangat pandai, suka minum susu ultra mimi, suka makan buah dan minum air, itu tandanya Azka sudah waktunya berhenti nenen. Kata-kata ini yang tiap hari saya katakan kepada Azka. Tidak serta merta dia setuju dengan kata-kata saya. Awalnya dia menolak, apalagi saat ngantuk mendera, hanya tangisan n marah yang keluar, sudah nggak diingat kata-kata tadi… 😀

“Azka nggak mau berhenti maa…”

“Azka takuuuutt maaa…”

“berhenti nenen itu nggak baik ma, jereekk (baca jelek) itu…”

“Azka mau nenen ma, Azka suka ma, Azka nggak mau berenti…”

Itu kata-kata penolakan dan protes dari Azka, yang dia ucapkan saat saya sounding atau saat mau tidur malam. Terkadang dia mengerti, dia mengangguk dan bilang “iya ma…”, heuheuheu… Saya selalu bertanya, kapan Azka mau berhenti nenen? Dia bilang nanti ma, kapan ya itu? Nanti kalo papa pulang, alas an itu yang sering dia ucapkan saat ditanya.

Butuh kesiapan mental juga dari saya, saya yang harus menguatkan diri sendiri terlebih dahulu, harus ikhlas. Sejak usia Azka 2 tahun 4 bulan saya menjaga sholat hajat tiap malam dan setelah solat fardhu, berhajat agar dimudahkan dalam menyapih Azka, agar Allah memberikan kami kekuatan, kesabaran dan keikhlasan dalam mengakhiri masa menyusui ini, mencukupkan ASI untuk Azka dan memohon kepada Allah untuk mengganti semua ini dengan penjagaan terbaik Allah untuk Azka, menjadikan Azka anak sholeh yang berjiwa Qurani dan Qurrota Ayun, karena sebaik-baik pelindung hanyalah Allah, selalu berlinang air mata saat memanjatkan doa dan hajat ini.

Pihak keluarga, dari orang tua, mertua, om tante dan teman sempat menanyakan apakah Azka sudah disapih, ataupun menanyakan langsung ke Azka, “Azka sudah berhenti nenen belum?”. Celetukan, peringatan, dukungan, saran dan kritik yang berasal dari orang-orang sekitar saya terima. Alhamdulilah orang tua dan mertua sangat mengerti dengan pilihan menyapih Azka yang saya ambil, bahkan Mama saya pun mendukung untuk menyapih pelan-pelan, tanpa paksaan dan tipu daya (seperti diplester, dikasih pahit-pahitan, dan lain-lain). Karena anak-anaknya dulu juga disapih usia 2-3 tahun. Love u mom… ❤

2 tahun 9 bulan. Saya mendapat kabar kalau bulan depan Papa nya Azka pulang. Moment yang tepat buat menyelesaikan misi ini. Peran suami dalam misi ini sangat berpengaruh, walaupun kami lagi berjauhan, melalui telpon atau saat papanya pulang, papanya yang mengambil alih mengajak bermain dan meyakinkan ke Azka. Saya menunjukkan kalender, tanggal 21 April papa pulang, kurang 1 bulan lagi ya waktunya Azka, nanti saat papa pulang Azka sudah nggak nenen, dan dia mengangguk. Menuju hari dan tanggal itu saya tetap menikmati masa-masa akhir menyusui sambil selalu meyakinkan ke Azka bahwa mama dan papa serta Allah akan selalu sayang dan menemani Azka.

2 tahun 10 bulan 12 hari. Jam 17.25 WIB. Ada bbm masuk. Ternyata papa Azka sudah sampai Juanda. Alhamdulilah, langsung ngasih kabar ke Azka kalo papanya sudah sampai, sekarang masih naik Damri dan nanti malam pulang ke rumah, seneng banget dia. Sampai pukul 9 malam Azka minta nunggu papanya di teras rumah, aah… kamu pasti sangat merindukan papamu ya. Hampir jam 10 si Papa datang, Azka menyambut dengan suka cita. Bercengkrama bersama. Papa mengingatkan kalau sudah malam, saatnya tidur.

“ayo sayang, bobo berdoa dulu, dipeluk mama apa papa?”

Azka hanya diam, dia ingat kalau papanya pulang dia akan berhenti nenen. Perlu waktu cukup lama membuat Azka tidur, tidak menangis teriak-teriak, hanya merengek sambil bilang, “maa… itu lho maa… Azka mau ituu maa…”. Sebenernya sangat tidak tega dan air mata ini reflek mengalir begitu saja, buru-buru aku menghapusnya agar Azka tak perlu melihatnya. Papa Azka berusaha meyakinkan dan menguatkan kalau Azka lagi berjuang, kesempatan buat Azka kalau dia bisa melewati ini dengan cara yang baik dan menyenangkan. Jam 11 Azka baru tidur, tengah malam terbangun masih merengek tapi kami memeluk, mengelus-elus punggung, ngajak dia bobo lagi, masih merengek dalam pelukan, akhirmya tertidur lagi sampai pagi. Pagi saat dia bangun kami memberikan banyak pelukan dan ciuman, serta pujian, bahwa Azka berhasil melewati malam dan tidur tanpa nenen mama.

Malam kedua dan ketiga masih penuh tangisan, Azka bilang nggak mau berhenti, mengucapkan kata-kata yang sama kalau dia tidak suka mengalami ini, dia hanya ingin bobo nenen. Setelah cukup tenang, mengajak Azka bermain, padahal waktu sudah menunjukkan jam 10.30, saat main sambil saya yakinkan nanti bobo sama mama dipeluk mama papa ya, dia mengiyakan tapi mau main dulu. Jam 12 baru mau tidur, tanpa rengekan, dengan membaca cerita dan berdoa. Malam kedua , ketiga dan keempat masih harus begadang hingga jam 12, masih penuh tangisan, tapi bukan tangisan seperti yang saya bayangkan, yang saya bayangkan adalah Azka akan menangis histeris dan marah dengan proses ini, berlebihan banget ya saya bayanginnya, mungkin karena selama ini Azka itu “Nenenersholic” 😀 jadi mikirnya kayagitu. Azka menangis hanya karena dia masih berproses, berdamai dengan dirinya sendiri dan situasi barunya, berusaha kuat dan ikhlas menerima proses dalam tahap kehidupannya ini. Dan diluar ekspektasi hanya dalam 4 hari Azka tidur sampai larut, merengek dan menangis, dia bisa lebih cepat mandiri dan menerima proses ini dengan ikhlas. Tak henti-henti pujian, ucapan kasih sayang dan cinta, lantunan doa, dan perhatian selalu kami curahkan ke Azka, agar dia lebih percaya diri melewati ini semua. Kami memberi semangat dan pujian ke Azka, Azka anak pandai dan hebat, Azka bisa melewati ini, ada Allah dan mama papa yang menemani Azka.

5 Mei 2015. 15 hari sudah berlalu sejak Papa Azka pulang. Sungguh rezeki dan nikmat Allah itu akan datang kalau kita mau berusaha dan berdoa. Sholat hajat, doa dan ikhtiar yang kami lakukan membuahkan hasil yang sangat manis dan membahagiakan. Sudah 15 hari Azka melepas masa menyusunya, sudah tidak mencari hal yang paling membuat dia nyaman di dunia ini. Mulai hari ke 5 Azka sudah bisa tidur malam total tanpa merengek dan menangis. Dia hanya minta dipeluk, dielus-elus kepala dan punggungnya dan dibacain doa atau didongengin sambil memeluk mainan favoritnya. Masya Allah, kami sangat bangga sama kamu, sayang. Kita bisa melewati tahap penyapihan ini dengan indah, penuh cinta, tanpa paksaan, tanpa membohongi Azka, tanpa menyakiti perasaannya, tapi dengan kasih sayang, konsisten dan komitmen untuk sama-sama berhenti dan mengakhiri masa indah menyusui dengan penuh cinta.

Makasih Azka dan Papa, Alhamdulilah kita bisa jadi team yang solid ya, ini semua tidak terlepas dari bantuan dan dukungan orang tua, mertua, saudara dan teman-teman dan yang paling pasti ini bisa terjadi karena pertolongan Allah SWT. Karena bagi kami menyusui itu bukan hanya sekedar memberikan makanan kepada bayi, tetapi lebih dari itu. Menyusui adalah membentuk bonding atau ikatan batin serta cara mencurahkan rasa cinta dan sayang kepada anak kita. Rasanya akan sia-sia perjalanan panjang selama 2 tahun 10 bulan ini kalau diakhiri dengan paksaan, kesedihan, dan dengan cara menorehkan luka di hati malaikat kecil ini. Kami memulainya dengan penuh cinta, dan kami memilih mengakhirinya dengan penuh cinta juga, walaupun panjang dan penuh perjuangan, kami sangat bersyukur dan bahagia bisa memetik buah manis dari benih yang kami tanam dan kami rawat setiap hari.

Mission Completed!! ❤

“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkannya (mencukupkan keperluannya).” (QS. Ath-Tholaq: 2-3)

 

 

 

Azkafaiz's New born

Azkafaiz’s New Born

533621_3827928625394_1998012268_n

Hasil pumping ASIp buat jagoan kecil…

8698_10200165085678537_1005635257_n

Lelaki kecil turns to 1 years old bersama Papa

10565143_10202535054646280_6984475321967006187_n

Lelaki kecil in 2 years old

10339637_10202524132093223_3482122458566530041_n

The Alfianasta’s Famz, team yang solid… :*

IMG_0450

Prof. M. Azkafaiz Alfianasta, S.Asi, M.Asi ^_^ (Profesor ASI yang sudah lulus WWL)